The first row is for desktop, and second row is for Tab and Mobile.
You can right click on this text and use Navigator for easy editing. This text message is hidden on all screens using Advanced/responsive tab on left.

Blog Kami

Prinsip Teori Konstruktivisme Beserta dengan Contohnya

Teori Konstruktivisme merupakan salah satu cabang ilmu yang layak untuk dicari. Karena berhubungan dengan dunia pendidikan. Seperti yang Anda ketahui bahwa pendidikan menjadi suatu hal penting yang kelak akan menentukan nasib dan masa depan mereka. Oleh karena itu, mari kita simak sampai tuntas untuk teori konstruktivisme ini.

 

Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu teori pembelajaran yang membangun kompetensi, keterampilan dan pengetahuan secara individu atau mandiri bagi peserta didik yang telah difasilitasi para pendidik yang dilakukan melalui berbagai macam rancangan tindakan, pertanyaan dan tugas . Artinya, belajar konstruktivisme benar-benar menjadi usaha aktif peserta didik yang dilakukan secara mandiri tentang sesuatu yang mereka perlukan untuk dipelajari.

 

Ciri-ciri dari Konstruktivisme

Ciri-ciri dari pembelajaran yang menggunakan teori konstruktivisme yaitu:

  • Memberikan kesempatan untuk peserta didik untuk mengembangkan sendiri pengetahuan yang baru.
  • Mendorong peserta didik memiliki pola pikir kritis.
  • Memperlihatkan pentingnya peran konteks dalam suatu pembelajaran
  • Membangun ide atau gagasan yang dimulai dari peserta didik dan menerapkannya untuk panduan merancang sebuah pengajaran.
  • Memberikan suatu pembelajaran yang dilakukan secara kooperatif guna mempercepat pemahaman.
  • Menerima dan mengapresiasi daya usaha peserta didik.
  • Memicu kemandirian, kemauan belajar dan inisiatif
  • Menganggap suatu pembelajaran sebagai proses yang sama pentingnya dengan hasil dari pembelajaran
  • Menerapkan proses inkuiri untuk murid melalui berbagai pembelajaran serta eksperimen.
  • Memancing keingintahuan. Oleh karena itu, harus diberikan sebuah gambaran mengenai pengalaman hidup atau suasana yang disekitarnya. Dengan begitu, rasa keingintahuan terhadap suatu persoalan atau permasalahan akan terwujud. Jika perlu pengajar membangun komunikasi dua arah guna memberikan gambaran umum terkait konsep yang sedang mereka pelajari atau sedang mereka bahas.

 

Prinsip dari Konstruktivisme

Berikut ini prinsip-prinsip yang bisa memandu untuk menerapkan konstruktivisme adalah sebagai berikut:

  • Belajar adalah pencarian makna. Dengan demikian pembelajaran berawal dari isu isu yang dapat mengakomodasi peserta didik melakukannya secara aktif mengkonstruksi suatu makna.
  • Pemaknaan membutuhkan pemahaman bahwa keseluruhan dan bagian-bagiannya itu sama pentingnya. Oleh karena itu, proses pembelajaran lebih mengutamakan konsep-konsep primer dan tidak memerlukan fakta-fakta yang terpisah.
  • Supaya guru bisa mengajarkan dengan baik, guru harus benar-benar sudah memahami model-model mental yang dipakai peserta didik terkait dengan bagaimana cara pandang mereka mengenai dunia dan asumsi. Asumsi sendiri jika disusun akan memicu model mental tersebut.
  • Tujuan dari pembelajaran adalah bagaimana setiap individu dapat mengkonstruksi makna, tidak hanya sekedar mengingat suatu jawaban yang benar dan menolak makna yang dimiliki oleh orang lain. Karena pendidikan membutuhkan sifat yang toleransi. Salah satu cara yang dapat mengukur hasil suatu pembelajaran yaitu dengan melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran serta menjamin bahwa setiap peserta didik akan mendapatkan informasi terkait kualitas dari pembelajaran.

 

Contoh dari Pembelajaran konstruktivisme

Ketika kita sedang berbicara mengenai contoh dari teori konstruktivisme, sebenarnya contoh-contohnya sangat banyak. Salah satu dari contoh tersebut yaitu Seorang guru yang mengajak siswa-siswinya untuk membuktikan apakah benar buah tin menjadi salah satu buah spesial, Lalu se spesial apa buah tin itu yang sampai-sampai telah disebutkan dalam Al-Quran.

Saat akan melakukan uji coba, para siswa-siswi memerlukan sebuah mikroskop. Ada dua macam sampel yang mereka perlukan yaitu:

  • Sampel 1 : Buah tin yang sudah matang dan dalam kondisi yang masih baik (layak).
  • Sampel 2 : Buah tin yang sudah berjamur dan seperti busuk.
  • Hipotesis : Apa benar buah tin terdapat cacing?

Kemudian mereka mulai melakukan pengecekan. Hasilnya, sampel satu dan sampel dua tidak terdapat cacing pada buah tin. Pada sampel dua hanya terdapat spora jamur saja, tidak terdapat cacing dan buah tin memang benar-benar bersih.

Dari hasil teori konstruktivisme di atas, maka siswa-siswi dapat mengetahui bahwa buah tin adalah termasuk buah yang spesial. Disimpulkan bahwa ketika buah tin dalam keadaan sudah berjamur atau busuk pun, buah tin tidak terdapat cacing.

Itulah beberapa teori- teori konstruktivisme yang sudah kami sajikan untuk Anda. Dengan begitu Anda akan lebih mengenal tentang teori pembelajaran tersebut.

Post A Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent News

Didukung Oleh :

Gallery

Tag

Subscribe